Sore itu aku menunggu angkot setelah keluar dari salah satu pusat
perbelanjaan di kota ini. Yah.. sekedar untuk mengusir kepenatan selama liburan
disaat teman-teman di kampusku pulang ke kampungnya masing-masing. Hmm, nasib
kuliah jauh dari kampung halaman, pulang 1 tahun sekali saja itu sudah menjadi
kesyukuran bagiku. Di dalam angkot, tiba-tiba
aku dikejutkan oleh kedatangan wanita disampingku. wanita yg tak bisa lagi
terbilang muda, make up tebal yang dikenakannya tak bisa menutupi kerutan di wajahnya. baju ketat, rok mini serta sepatu highheels yg terlihat tak cocok
ditubuhnya yg tak muda lagi. Beberapa menit kemudian wanita lain seusia wanita disampingku masuk dalam
angkot tapi dengan penampilan yg lebih bersahaja, gamis simple dengan jilbab yg menempel di kepalanya.
“eh jeng Ella, tumben naik angkot, motor barunya dikemanain?” sapa ibu
berjilbab. Ooh ternyata ibu ini teman ibu bermake up tebal disampingku. wanita
yg disapa “jeng Ella” hanya tersenyum tipis dan menjawab, “iyah, motor untuk
sementara saya simpen aja dirumah,jeng rahma kan liat sendiri gimana saya
sekarang Kalo saya pake motor dengan rok ala ‘nona-nona’ begini risih jeng”.
Aku tertawa dalam hati, “rok ala nona-nona” istilah lucu untuk rok mini yg
dipakainya. Selama perjalanan pulang tak sedikit obrolan dua wanita paruh baya
kusimak.
“jeng rahma,saya liat sekarang makin alim aja”.
“iya jeng,Alhamdulillah, jeng Ella kapan nyusul?”.
“nanti ajalah jeng kalo hati sudah siap, sekarang mah
saya masih pengen kaya’ gini”.
“kan,bisa bertahap jeng, hidayah itu mahal loh jeng...”
“duh jeng,itu sih gampang. Urusan hidayah bisa
nanti-nanti, kan sayang pakaian yang saya beli mahal-mahal tapi gak kepake”.
Aku hanya bisa menggelengkan kepala mendengar obrolan dua wanita di
sampingku. Kalo menunggu hatinya siap, sampai kapan???. Semoga hidayah itu
segera datang untuknya, semoga Allah membukakan pintu hatinya,aamiin.
“ciiiiitttt...!!!” lamunanku dibuyarkan seketika oleh rem mendadak pak supir.
Ternyata wanita yang disapa jeng Ella disampingku yang turun dari angkot, belum
sampai lima menit angkot yang kunaiki berjalan kembali, terdengar teriakan
keras dari kejauhan. Makin banyak orang yang berkerumun di belakang sana. “astagfirullahal’adzim..Inalillah..apa
aku tidak salah lihat?”. Aku menatap
nanar seorang wanita yang tergeletak di tengah jalan itu, Bu Ella.
Inalillah..angkot yang kunaiki semakin jauh, Ya Allah...Panjangkanlah Umur
wanita itu..jangan kau ambil nyawanya sebelum ia Mendapat hidayah-Mu.
___******___