Assalamualaikum.......

Bismillahirrahmanirrahiim
Kutuliskan Untaian-untaian kata sederhana dari gadis sederhana, Menjadi Rangkaian kalimat penghubung cerita indah yang berupa rahasia besar sang Ilahi dalam hidupku....KuLukis kisah hidupku di atas kanvas sang mahakarya "Rabb_ku"...

Senin, 13 Februari 2012

KECEWA ITU BERNAMA LUKA


Hari ini, rasa kecewa menyeruak dalam dadaku. Di sini, di kota tempatku merantau aku yang menangis sembari mempertanyakan makna sepotong kata yang tak asing di telingaku, yang selalu diumbar-umbarkan orang-orang di sekitarku, mereka yang mengaku diri mereka “sahabat”, yang menyebut diri mereka “saudara”, yang mengagungkan sepotong kata “persahabatan” dan “persaudaraan”. Di sini aku terduduk merenungi pahitnya resiko menjadi “minoritas” di kalangan mayoritas.

Entah aku yang salah memilih teman, atau aku yang terlalu cepat mengubah konsep “teman”  menjadi sahabat dan saudara. Tak dapan kutahan lagi kekecewaanku hari ini. Menjadi satu-satunya orang yang memilki suku dan bahasa  yang berbeda dari mereka, da’erah yang berbeda dari mereka. Semakin sulit rasanya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka. Entah apa yang salah, aku yang memang salah memilih mereka, atau mereka memang tak cocok menjadi saudaraku...

meski tak semua begitu,tapi tetap ini seperti "abu dalam sekam" dihidupku..
aku hanya ingin diterima, inilah aku apa adanya, terima aku di suka atau dukamu..
bukan hanya disaat kalian butuh aku!!!! aah, inilah mengapa aku lebih suka bersahabat dengan laki-laki dibanding wanita...

Kamis, 09 Februari 2012

WANITA DALAM ANGKOT ITU.....


Sore itu aku menunggu angkot setelah keluar dari salah satu pusat perbelanjaan di kota ini. Yah.. sekedar untuk mengusir kepenatan selama liburan disaat teman-teman di kampusku pulang ke kampungnya masing-masing. Hmm, nasib kuliah jauh dari kampung halaman, pulang 1 tahun sekali saja itu sudah menjadi kesyukuran bagiku.  Di dalam angkot, tiba-tiba aku dikejutkan oleh kedatangan wanita disampingku. wanita yg tak bisa lagi terbilang muda, make up tebal yang dikenakannya tak bisa menutupi  kerutan di wajahnya.  baju ketat, rok mini serta sepatu highheels yg terlihat tak cocok ditubuhnya yg tak muda lagi. Beberapa menit kemudian wanita  lain seusia wanita disampingku masuk dalam angkot tapi dengan penampilan yg lebih bersahaja, gamis simple dengan jilbab yg menempel di kepalanya.

“eh jeng Ella, tumben naik angkot, motor barunya dikemanain?” sapa ibu berjilbab. Ooh ternyata ibu ini teman ibu bermake up tebal disampingku. wanita yg disapa “jeng Ella” hanya tersenyum tipis dan menjawab, “iyah, motor untuk sementara saya simpen aja dirumah,jeng rahma kan liat sendiri gimana saya sekarang Kalo saya pake motor dengan rok ala ‘nona-nona’ begini risih jeng”. Aku tertawa dalam hati, “rok ala nona-nona” istilah lucu untuk rok mini yg dipakainya. Selama perjalanan pulang tak sedikit obrolan dua wanita paruh baya kusimak.

“jeng rahma,saya liat sekarang makin alim aja”.
“iya jeng,Alhamdulillah, jeng Ella kapan nyusul?”.
“nanti ajalah jeng kalo hati sudah siap, sekarang mah saya masih pengen kaya’ gini”.
“kan,bisa bertahap jeng, hidayah itu mahal loh jeng...”
“duh jeng,itu sih gampang. Urusan hidayah bisa nanti-nanti, kan sayang pakaian yang saya beli mahal-mahal tapi gak kepake”.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala mendengar obrolan dua wanita di sampingku. Kalo menunggu hatinya siap, sampai kapan???. Semoga hidayah itu segera datang untuknya, semoga Allah membukakan pintu hatinya,aamiin. “ciiiiitttt...!!!” lamunanku dibuyarkan seketika oleh rem mendadak pak supir. Ternyata wanita yang disapa jeng Ella disampingku yang turun dari angkot, belum sampai lima menit angkot yang kunaiki berjalan kembali, terdengar teriakan keras dari kejauhan. Makin banyak orang yang berkerumun di belakang sana. “astagfirullahal’adzim..Inalillah..apa aku tidak salah lihat?”.  Aku menatap nanar seorang wanita yang tergeletak di tengah jalan itu, Bu Ella. Inalillah..angkot yang kunaiki semakin jauh, Ya Allah...Panjangkanlah Umur wanita itu..jangan kau ambil nyawanya sebelum ia Mendapat hidayah-Mu.

___******___