Hari ini, rasa kecewa menyeruak
dalam dadaku. Di sini, di kota tempatku merantau aku yang menangis sembari
mempertanyakan makna sepotong kata yang tak asing di telingaku, yang selalu
diumbar-umbarkan orang-orang di sekitarku, mereka yang mengaku diri mereka
“sahabat”, yang menyebut diri mereka “saudara”, yang mengagungkan sepotong kata
“persahabatan” dan “persaudaraan”. Di sini aku terduduk merenungi pahitnya
resiko menjadi “minoritas” di kalangan mayoritas.
Entah aku yang salah memilih teman,
atau aku yang terlalu cepat mengubah konsep “teman” menjadi sahabat dan saudara. Tak dapan
kutahan lagi kekecewaanku hari ini. Menjadi satu-satunya orang yang memilki
suku dan bahasa yang berbeda dari
mereka, da’erah yang berbeda dari mereka. Semakin sulit rasanya untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka. Entah apa yang salah, aku yang
memang salah memilih mereka, atau mereka memang tak cocok menjadi saudaraku...
meski tak semua begitu,tapi tetap ini seperti "abu dalam sekam" dihidupku..
aku hanya ingin diterima, inilah aku apa adanya, terima aku di suka atau dukamu..
bukan hanya disaat kalian butuh aku!!!! aah, inilah mengapa aku lebih suka bersahabat dengan laki-laki dibanding wanita...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar